Infinix Antutu Tertinggi
Jarang Memakai Chipset dari Qualcomm
Infinix memang merupakan brand dengan ponsel berkualitas, seringkali berikan kapasitas baterai memadai dan juga layar yang lega guna berikan imersi mendalam saat menonton film. Akan tetapi, dapur pacu yang digunakannya selalu berasal dari MediaTek.
Ini tidak semerta-merta membuat kinerjanya kalah dibanding HP lain dengan Snapdragon. Hanya saja, para pelaku developer seringkali melakukan optimasi kepada aplikasi dan gimnya terhadap chipset besutan Qualcomm. Infinix pernah memakai cip Snapdragon pada produk Infinix Hot S3X yang dirilis 2018.
Kebanyakan ponsel besutan Infinix hanya menggunakan chipset MediaTek Helio. Bahkan sebelum hadirnya Infinix Zero 5G, tidak ada satu pun yang menggunakan chipset Dimensity yang performanya lebih setara dengan Snapdragon keluaran terbaru.
Tidak adanya HP Infinix dengan cip Qualcomm Snapdragon sebenarnya bukan hal yang buruk-buruk amat. Bisa jadi di belakang layar Infinix punya kerja sama khusus dengan MediaTek. Terlebih Infinix tampaknya punya "racikan khusus" agar cip MediaTek yang dipakainya bisa berjalan optimal.
Hlavní zadní fotoaparát
Optická stabilizace (OIS)
Maximální rozlišení videa
Max. snímková frekvence videa
Salah Satu Brand dengan Overall Quality Terbaik di Semua Segmen
Apabila kita melihat smartphone dari merk tertentu, seringkali mereka memiliki fokus utama di satu sisi namun mengorbankan sisi lain.
Seperti ponsel OPPO di harga Rp2 jutaan yang umumnya mengutamakan sisi kamera tapi punya performa seadanya. Atau Samsung yang memiliki sisi trustworthiness sebagai daya tarik utamanya, namun hadirkan kelemahan dari sisi price to performance.
Infinix tergolong salah satu brand yang menawarkan keunggulan di semua sisi. Beberapa ponsel buatan mereka untuk kelas menengah dan entry-level, seringkali suguhkan spesifikasi dan fitur menarik.
Spesifikasi HP tersebut memenuhi segala aspek yang dibutuhkan pengguna. Dan menariknya lagi, Infinix selalu lakukan penyesuaian terhadap kebutuhan pasar. Ini terlihat dari munculnya varian-varian unik yang ditandai dengan penamaan yang lain dari biasanya.
Baik di pasar Indonesia, maupun di negara lain, Infinix membagi segmen pasarnya lewat 4 seri berbeda, yakni Smart, Hot, Note, dan juga Zero. Berikut penjelasan keempat seri tersebut.
Ini adalah seri smartphone entry-level dari Infinix. Seri ini menawarkan harga yang terjangkau dengan spesifikasi yang cukup mumpuni untuk penggunaan sehari-hari.
Bisa dibilang, seri ini merupakan seri yang menyasar pada kelas low end yang menawarkan fitur dan spesifikasi dasar dengan harga yang terjangkau. Biasanya harganya berkisar Rp1 juta sampai Rp1,5 juta. Contohnya seri ini adalah Infinix Smart 7 atau Infinix Smart 8.
Infinix Hot series merupakan seri smartphone yang posisinya satu tingkat di atas Infinix Smart. Seri ini menawarkan spesifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan seri Smart dengan harga yang masih terjangkau. Yang ada di seri ini contohnya adalah Infinix Hot 30 series dan Infinix Hot 30 series.
Beberapa produk dari seri ini sudah dibekali fitur NFC, RAM besar hingga baterai jumbo. Bahkan ada juga fitur Extended RAM yang memungkinkan pengguna menambah kapasitas memori RAM secara virtual. Fitur-fitur tersebut umumnya jarang ditemukan di seri Smart. Untuk harganya sendiri, biasanya di Indonesia, seri ini dijual kisaran harga Rp1,5 sampai 2,5 juta.
Infinix Note series merupakan seri smartphone mid-range dengan fokus pada fitur kamera dan baterai. Seri ini menawarkan spesifikasi yang lebih baik dibandingkan dengan seri Hot dengan harga yang sedikit lebih mahal.
Produk dari seri ini biasanya memiliki keunggulan di sektor layar, performa, dan fitur baterai yang jarang ditemukan di HP lain pada kelas harga yang sama. Contohnya Infinix Note 12 VIP yang punya fitur pengisian cepat 120 Watt.
Seri Note ini berlanjut keren di Infinix Note 30 series. Di seri ini, Infinix berikan spesifikasi yang tidak biasa di kelas harganya. Contohnya Infinix Note 30 yang punya kemampuan perekaman video kamera depan di 1080p 60 fps. Sesuatu yang jarang atau bahkan sulit ditemukan di HP lain untuk kelas harga Rp2 jutaan.
Ada juga Infinix Note 30 Pro yang dijual di harga Rp3 juta. HP ini punya kemampuan pengisian wireless charging dan reverse wireless charging, satu fitur yang bahkan HP kelas Rp4 sampai Rp6 jutaan atau di atasnya, jarang dimiliki. Bahkan, charger wireless-nya hadir di kotak penjualan.
Infinix Zero series merupakan seri smartphone flagship dari Infinix. Seri ini menawarkan spesifikasi yang paling baik dibandingkan dengan seri lainnya dengan harga yang lebih mahal. Harganya berikisar Rp3 smapai Rp6 jutaan, tergantung seri.
Disebut flagship karena Zero memang seri tertinggi tetapi secara harga dan spesifikasi, belum bisa dikatakan flagship sepenuhnya. Beberapa contoh smartphone dari seri ini adalah Infinix Zero X Pro, Infinix Zero X Neo, dan Infinix Zero 5G.
Hanya saja, Infinix Zero series punya keunggulan seperti desain premium, performa tinggi, kamera canggih, dan fitur unggulan lainnya.
Infinix Zero tidak akan dilanjutkan. Seri ini bakal diganti dengan Infinix GT series yang tampaknya akan hadirkan spesifikasi lebih baik dan fitur layaknya HP flagship tetapi harganya masih terjangkau.
Dengan berbagai series yang dihadirkan, pengguna pun lebih leluasa memilih varian yang sesuai dengan minat dan kebutuhan. Masing-masing series pun berusaha untuk memenuhi segala aspek sehingga pengguna dapat merasakan kualitas layak tanpa korbankan satu aspek pun.
AnTuTu Benchmark ranking
6.67 inches (2400x1080) Gorilla glass / Snapdragon 870 / 8Gb / 128GB / 108Mp Samsung HM2 / 5000mAh
6.67 inches (2400x1080) Gorilla glass / Snapdragon 870 / 12Gb / 256GB / 108Mp Samsung HM2 / 5000mAh
6.8 inches (2480x1116) Gorilla glass / Snapdragon 8 Gen 1 / 8Gb / 256GB / 64Mp Sony IMX787 / 5000mAh
Přední (selfie) fotoaparát
Navigační (polohový) modul
Umístění čtečky otisků
Akcelerometr (G-senzor)
Max. výkon drátového nabíjení
Max. výkon bezdrát. nabíjení
Zvýšená odolnost proti pádu
Banyak Menghadirkan Ponsel Rp1 Jutaan Berkualitas
Salah satu hal yang menjadikan Infinix sebagai brand yang layak diapresiasi adalah kemampuannya menghadirkan ponsel berkualitas di rentang harga terjangkau. Di saat brand lain hanya berikan spesifikasi sederhana pada kelas harga entry-level, Infinix sungguh go extra mile untuk berikan fitur fantastis.
Contohnya seperti Infinix Smart 6 di harga Rp1.249.000 yang menghadirkan fitur bersaing, seperti sensor sidik jari di belakang dan face unlock, baterai super besar 5.000 mAh, desain desain bodi dengan material antibakteri.
HP Infinix adalah opsi yang layak dipertimbangkan jika mencari HP sangat terjangkau namun sudah tawarkan sensor sidik jari. Pasalnya, jarang HP di harga segini yang memiliki fitur keamanan tersebut.
HP Rp1 jutaan lain yang begitu menarik untuk dijajal adalah Infinix Hot 30. Di harga Rp1,8 juta, ia sudah bawakan kamera depan punch hole, NFC, sensor sidik jari di samping, juga stereo speaker.
Ini artinya, Infinix akan selalu menjadi salah satu brand yang muncul di benak masyarakat ketika membutuhkan HP murah berkualitas bagus. Baik itu untuk anak-anak yang baru mengenal teknologi maupun lansia yang butuh fungsionalitas sebuah smartphone, Infinix akan berikan hal lebih dibanding brand lain.
Fitur-Fitur yang Kadang Terkesan Gimik
Jika melihat dari spesifikasi ponsel-ponsel Infinix di atas kertas, mereka tampak memiliki fitur yang berkualitas. Hanya saja, beberapa spesifikasinya tampak seperti gimmick lantaran tidak sesuai dengan ekspektasi penggunanya.
Misalnya saja, mereka kala itu mengeluarkan ponsel dengan ukuran layar hampir menyerupai tablet yakni 6,95 inci (Infinix Note 7 dan 8), namun dengan resolusi HD+ yang alhasil justru membuat ketajaman layarnya tidak begitu baik.
Lalu kemudian ada Infinix Zero X Pro. HP ini suguhkan panel layar AMOLED namun ternyata memiliki akurasi warna yang mengecewakan serta tidak memiliki mode warna tertentu seperti beberapa ponsel AMOLED pesaingnya.
Bahkan, sertifikasi DRM-nya hanya Widevine L3 yang membuatnya tidak eligibel terhadap resolusi Full HD di Netflix, seperti yang dihimpun dari ulasan GSM Arena.
Selanjutnya adalah Infinix Zero 8 yang hadirkan layar IPS LCD 6,85 inci dengan refresh rate 90 Hz. Saat awal perilisannya kala itu, fitur refresh rate tinggi baru menjadi tren yang unik.
Namun, penilaian dari GSM Arena justru menunjukkan bahwa layar memiliki pixel response time yang lambat, memberikan pengalaman visual yang jauh dari kata memuaskan.
Bahkan jika menilik Infinix Note 12, ia memiliki konfigurasi Triple Camera yang salah satunya merupakan sensor QVGA. Umumnya, sensor QVGA ini hanya sekadar ada untuk menambah jumlah kamera tanpa berikan fungsi sama sekali pada pengalaman fotografi. Biasanya hal ini hanya ditemukan pada ponsel 1 jutaan, itu pun dari brand-brand lokal seperti Luna dan Advan.
Seringkali, ponsel-ponsel Infinix tampak menggiurkan jika dilihat dari spesifikasinya. Namun, kualitasnya perlu dikaji lebih dalam lagi untuk menentukan apakah mereka berikan pengalaman pengguna yang nyaman atau tidak. Beberapa fitur yang dijanjikan malah jadi terkesan gimik untuk sekadar menarik minat orang untuk membeli.
Samsung Galaxy Z Flip3 8/128GB Antutu benchmark score
In the AnTuTu benchmark test, the Samsung Galaxy Z Flip3 8/128GB got a score of 717337 points. You can compare its ranking and performance with other models results based on the Antutu test below.
Tidak Memiliki Seri "Real Flagship"
Lini seri Infinix terbagi menjadi beberapa segmen. Segmen entry-level yang mereka miliki dinamakan Infinix Smart yang biasanya memiliki harga 1 juta lebih sedikit (Rp1,1 juta, 1,2 juta, dll.).
Ada juga Infinix Hot series yang sama-sama berada di rentang harga 1 jutaan, namun biasanya hampir menyentuh harga 2 juta (Rp1,6 juta, Rp1,7 juta, Rp1,8 juta, dll.).
Nah, salah satu seri yang popularitasnya paling tinggi adalah Infinix Note series, biasanya memiliki ukuran layar yang begitu lebar dengan dapur pacu memadai serta berada di rentang harga 2 jutaan. Kecuali untuk varian Pro dan VIP yang harganya mencapai 3-4 jutaan.
Seri yang berada di segmen harga termahal adalah Infinix Zero, beberapa contohnya meliputi Infinix Zero 5G yang merupakan HP Infinix pertama yang gunakan jaringan 5G, serta Infinix Zero X series yang menawarkan kamera unggul di kelasnya.
Infinix Zero series memiliki banderol harga Rp3 sampai 5 jutaan. Bisa dibilang, inilah seri "flagship" yang dimiliki Infinix, atau setidaknya seri yang paling mendekati kata "flagship".
Tidak ada satupun dari seri-seri ini yang bersaing di rentang harga flagship 10 jutaan. Bahkan, untuk sekadar hadirkan ponsel seharga 7 jutaan pun tidak. Jika kita berkaca pada Xiaomi dan realme, kedua brand ini masih hadirkan portofio produk di segmen premium.
Infinix tampaknya memang ingin membuat dirinya lekat dengan stigma "terjangkau". Akan tetapi, tanpa adanya produk yang mereka rilis untuk segmen kelas atas, masyarakat pun jadi melekatkan nama Infinix sebagai merk "murah".
Padahal jika Infinix terjun ke persaingan HP di "real flagship", ia bisa menjadi brand dengan reputasi yang lebih solid lantaran menyuguhkan opsi yang lebih beragam kepada para fansnya.
Ada Rencana Terjun ke Ranah HP Lipat?
Tahukah Anda? Infinix telah mengungkapkan niatnya untuk menggarap HP lipat pada tahun 2024. Hal tersebut terungkap pada acara peluncuran Infinix Hot 40 series pada Februari 2024.
La Ode Iman selaku Brand Communications Manager Infinix Indonesia bahkan sempat berucap, ada kemungkinan HP lipat Infinix hadir pada kuartal pertama tahun 2024, atau awal kuartal pada 2025.
Jika ini terjadi, akan menjadi PR sangat berat bagi Infinix untuk melakukan catch up pada merk-merk lain yang sudah lebih dikenal akan produk HP lipatnya, sebut saja Samsung dan OPPO.
Melalui induk perusahaannya, Transsion Holdings, kita sudah menyaksikan Tecno yang lebih dulu terjun ke ranah HP lipat dengan Tecno Phantom V Fold dan V Flip. Besar kemungkinan, Infinix akan ikuti jejak Tecno dalam menghadirkan produk foldables di rentang harga lebih rendah dari pesaing-pesaingnya yang sudah ada.
Apabila Infinix benar-benar mengeluarkan produk HP lipat, tampaknya tinggal menunggu waktu hingga brand-brand lain ikut menyusul. Bukan tanpa sebab, sejumlah data survei menunjukkan adanya lonjakan minat warga Indonesia terhadap produk HP lipat.
Kehadiran HP lipat Infinix akan kian mendorong terjadinya era transisi teknologi berikutnya, seperti saat terjadinya peralihan antara HP candy bar ke produk QWERTY, lalu berubah menjadi smartphone layar sentuh.
Terlepas dari beberapa kelebihannya, rupanya Infinix juga tidak luput dari serangkaian kekurangan yang membuatnya kalah saing.